Sabtu, 14 September 2013

Fabel: Semut Kecil dan Gajah Besar

Satu hal menyenangkan dari menulis cerita anak adalah otak kita dipenuhi dengan anak. Berbagai moral value berputar-putar berebut untuk tampil di dalamnya.

 


             Suatu hari di kerajaan rimba, Singa sang Raja hutan nampak murung. Ia sedih karena sudah tiga hari mahkota kebanggaanya hilang. Raja Singa pun memutuskan untuk mengadakan sayembara pencarian mahkota. Barang siapa yang mampu menemukan mahkota dan membawanya kembali pada Raja Singa, maka ia akan mendapatkan hadiah yang sangat besar.
            Mendengar berita kehilangan itu, Semut Kecil juga merasa sedih. Semut Kecil memutuskan untuk membantu Raja Singa mencari mahkotanya, tanpa mengharapkan hadiah yang akan diberikan Raja. Maka berangkatlah Semut Kecil menyusuri hutan. Di tengah perjalanan Semut Kecil bertemu dengan Gajah Besar.
Gajah Besar menyapa Semut Kecil, “Hai Semut Kecil! Kamu mau pergi ke mana membawa bekal banyak di punggungmu?”
“Aku hendak mencari mahkota Raja Singa yang hilang, Jah”, jawab Semut Kecil.
“Ahahaha... Apa aku tidak salah dengar? Mana mungkin kamu bisa menemukan mahkota Raja dengan tubuh kecilmu itu. Akulah yang akan menemukan mahkota Raja dan mendapatkan hadiahnya”, ejek Gajah Besar lalu pergi meninggalkan Semut Kecil.
            Semut Kecil sedih mendengar perkataan Gajah Besar, namun ia tidak mau menyerah begitu saja. Ia akan terus mencari sampai menemukan mahkota sang Raja. Setelah berjalan beberapa kilo memasuki hutan, Semut Kecil benar-benar merasa lelah. Beruntung ia bertemu dengan Semut Merah yang mengajaknya singgah sebentar di sarangnya untuk beristirahat. Semut Kecil medapatkan informasi dari Semut Merah bahwa mahkota yang sedang ia cari sebenarnya diambil oleh kawanan monyet. Informasi ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum para kawanan semut merah, namun kawanan semut merah tidak berani menghadapi kawanan monyet. Setelah mendapatkan informasi yang begitu berharga itu, Semut Kecil berpamitan pada Semut Merah untuk segera melanjutkan perjalanan. Semut Merah menawarkan kendaraan yang dapat digunakan Semut Kecil agar cepat sampai ke sarang kawanan monyet yang ada di seberang Sungai Deras. Kendaraan tersebut adalah bunga dandelion, bunga yang dapat terbang tertiup angin. Semut Kecil sangat berterima kasih dengan kebaikan Semut Merah.
“Sampai jumpa Semut Kecil, semoga kau berhasil” kata Semut Merah sambil melambaikan tangan.
“Terima kasih Semut Merah, aku pasti tidak akan melupakan kebaikanmu” teriak Semut Kecil seraya terbang dengan memegang ujung bunga dandelion sambil membalas lambaian Semut Merah.
Angin bertiup teratur membuat Semut Kecil terbang dengan aman menyeberangi Sungai Deras dengan cepat dan selamat. Sesampainya di sarang kawanan monyet, dengan hati-hati semut kecil pergi menghadap Ketua Monyet dan menyampaikan kedatangannya. 
“Ketua Monyet, aku Semut Kecil datang kemari dengan niat baik untuk bertanya mengapa kawanan monyet dengan tega mengambil mahkota Raja Singa?” tanya Semut Kecil dengan rendah hati.
“Hahaha… Berani sekali kau Semut Kecil datang kemari. Dulu memang kami menganggap Raja Singa itu baik, tapi setelah hutan pisang dimusnahkan kami tidak lagi menganggap Singa sebagai Raja. Mengambil dan menyembunyikan mahkotanya adalah bentuk perlawanan kami” jawab Ketua Monyet.
Semut Kecil yakin bahwa ini semua hanya kesalahpahaman saja, pasti Raja Singa mempunyai alasan tersendiri hingga hutan pisang sampai dimusnahkan. Semut Kecil membujuk Ketua Monyet agar ia diijinkan untuk meluruskan masalah ini, dengan syarat mahkota Raja Singa dikembaikan. Melihat kesungguhan Semut Kecil, Ketua Monyet pun tersentuh dan menyetujuinya. Maka diutuslah Wakil Monyet menemani Semut Kecil menemui Raja Singa.
Sementara itu Gajah Besar bingung memikirkan cara untuk melewati Sungai Deras. Melihat ada kayu mengambang di sungai, ia mencoba untuk menaikinya. Namun kayu itu terlalu kecil dan arus sungai terlalu deras. Akhirnya Gajah Besar memutuskan untuk menunggu hingga air Sungai Deras agak surut, sehingga aman untuk dilewati. Keesokan harinya air mulai surut, Gajah Besar pun segera menyeberangi sungai dan sampailah ia di sarang kawanan monyet.
Gajah Besar datang dengan sombongnya dan mengancam Ketua Monyet untuk mengembalikan mahkota Raja Singa.
“Hai… Ketua Monyet, cepat kembalikan mahkota Raja yang telah kau curi jika tidak aku tidak akan segan-segan melawanmu dengan tubuh besarku ini” teriak Gajah Besar mengancam.
“Aku tidak takut padamu dan aku tidak akan memberikan mahkota Raja Singa padamu hei Gajah Besar. Perlu kamu tahu, mahkota itu  sebenarnya sudah tidak ada lagi di sini. Semut Kecil telah membawa mahkota itu bersamanya” jawab Ketua Monyet puas.
Betapa kagetnya Gajah Besar mendengar perkataan Ketua Monyet. Ia pun berlari kencang hendak mengejar Semut Kecil. Ia tidak bisa membayangkan hadiah yang ia idam-idamkan jatuh ke tangan Semut Kecil yang telah ia remehkan. Namun, lagi-lagi Sungai Deras menghambat perjalanan Gajah Besar, ia pun harus kembali menunggu satu hari agar air surut.
Akhirnya Gajah Besar sampai di kerajaan rimba, tetapi ia sudah terlambat. Semut Kecil sudah menghadap Raja Singa dan menjelaskan masalah yang dialami oleh kawanan monyet. Raja Singa mengerti dan menyampaikan bahwa sebenarnya hutan pisang telah terjangkit penyakit sehingga buahnya tidak lagi aman untuk dimakan. Oleh karena itu Raja Singa memrintahkan untuk memusnahkan hutan pisang. Namun sebenarnya Raja Singa telah menanamkan pohon-pohon pisang di lahan baru. Mendengar penjelasan itu Wakil Monyet mengerti dan ia pun mengembalikan mahkota pada Raja Singa. Raja Singa benar-benar bahagia bisa mendapatkan mahkotanya kembali dan memberikan pujian serta hadiah yang telah dijanjikan pada Semut Kecil. Semut Kecil merasa senang, walaupun hadiah bukan lah tujuan utamanya. Semut Kecil menerima hadiah Raja Singa sebagai bentuk rasa penghormatan.
            Melihat kejadian itu, Gajah Besar merasa sedih dan kecewa. Ia pun sadar tidak seharusnya ia bersikap sombong dan meremehkan Semut Kecil. Meskipun memiliki tubuh yang kecil, namun Semut Kecil memiliki hati yang besar, yaitu hati yang baik dan tulus. Gajah Besar pun memutuskan untuk berubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar